First
September adalah bulan hujan. kata orang nama bulan
berakhiran “ber” identik dengan bulan becek, penuh hujan. Seperti hari ini,
cuaca buruk. Mendungnya langit membuat Kitty ragu-ragu melanjutkan rencana
datenya. Padahal Cay sudah menunggunya di gerbang sekolah.
Kitty terlihat clingak clinguk mencari seseorang.
Tertangkaplah oleh pandangannya sesosok cowok putih berambut keriting. Tubuhnya
yang tidak kurus terbungkus jaket hijau polos. Sementara dibahunya berselempang
tas kecil dari kulit.
“hay” Cay bangkit dari mogenya dan melambaikan tangan kearah
Kitty.
“hem” Kitty hanya tersenyum
melangkah mengampiri Cay.
Tanpa basa basi motorpun melaju kencang, tangan kiri Kitty
memeluk erat pinggang Cay.
“Kit, sekarang sudah waktunya. Kita akan pergi kesurga
bersama-sama” tangan ceking Cay menarik gas semakin kencang. Matanya
berbinar-binar mengungkap bahagia.
“maksud lo apa ? nggak usah main-main deh. Bercanda lo tu
nggak lucu tau.” Kitty mendengus kesal.
“berhenti bodoh !!!” kitty semakin ketakutan dengan
kecepatan yang semakin tak terkendali lagi. Melihat kitty yang semakin parno’,
Cay hanya tersenyum. Dan
“awassss.........!!! pohon....!!!” teriak Kitty lantang.
“aaaaaaaaaaw !!!” teriak keduanya berbarengan.
Mata kitty terbuka seketika. Ditatapnya betul-betul
disekeliling ruangan, atap biru kamarnya adalah benda pertama yang dia sadari
setelah terbangun dari tidurnya.
“uh, cuma mimpi ternyata.” Kitty mendengus kesal.
“Gila bener-bener gila kok bisa ya tuhan ngirimin mimpi
seaneh itu, kenapa dimirip-miripin sama romeo juliet yang mati konyol bersamaan. gue masih pengen
sarjana tau !” kitty ngomel-ngomel sendiri , bantal guling yang sejak orok menemaninya itu dipukulnya berkali-kali.
Diliriknya meja belajarnya, jam weker hello kittynya
menunjukkan pukul 06.20 am. Kitty memang sangat menyukai si tokoh yang satu itu, nyaris semua bendanya berbau tokoh boneka kucing
yang sudah mendunia itu. Apalagi pita merah ditelinganya itu benar-benar
menggemaskan bagi Kitty.
“aduh calon telat nih”
Buru-buru disahutnya handuk bermotif kepala hello kitty dari balik
pintu, lalu langsung ngeluyur mandi.
“kitty berangkat bund ...” seperti inilah setiap harinya,
pamitan sambil berlalu. Tak perduli apa akan ada sahutan dari bundanya atau
tidak, acuh saja.
Jam pertama ulangan akuntansi, gurunya itu super duper
killer pake banget pokoknya. Dari pada harus bermasalah dengan siguru senior
itu, Kitty memutuskan dandan seadanya saja. Kitty memang tergolong cewek yang
cukup natural, tak seperti teman-temannya.cewek kelahiran 17 tahun lalu ini
memang tak pernah memakai make up jenis apapun. Nggak ngerti gimana cara pake
lipstik, gimananya cara nglukis garis mata pake airline. terus belepotan kalo
pake maskara, lalu ngrasa risih liat warna warni icdou, blash on, dan semua hal
yang sperti itu.
“risih tau pake gituan, ih boros lagi nambah-nambahin budget
aja deh” selalu itu yang dia katakan tiap sahabat dekatnya ngajari dia dandan.
Rira memang sangat feminim, pantas untuk urusan cowok sejak SD Kitty slalu
kalah satu dua langkah dibanding Rira.
Beauty isn’t make up begitulah
prinsip Kitty. Padahal nggak semua cowok suka cewek yang naturalnya polos alias
nggak kejamah make up sama sekali.
Seperti biasa, seragam putih abu-abu panjang, pake jilbab,
sepatu ballet pink, ransel unyu garis-garis dan sedikit bedak tipis menyelimuti
wajahnya. Lesung pipitnya menambah manis
garis senyumnya. Itulah gayanya. Simple tapi tetap menarik bukan.
Rira melempar gulungan kertas ke 2 meja didepannya. Berharap
bu Ayuk tak melihat ulahnya itu. Tepat di meja Kitty gulungan itu berpijak,
Kitty mengernyitkan dahi dan membukanya hati-hati.
“kok diem si Kitt ? susah ya soalnya? Makanya belajar :P ”
Tak ingin jadi biang gaduh, Kitty hanya tersenyum kearah
Rira setelah membaca memonya.
“ih cengengesan, sok
manis lo. “ kata Rira yajus lalu melanjutkan pertempuran dengan soal-soal
akuntansi, debet kredit, neraca saldo dan genk-genkya itu.
Tettttttt. Tetttttt. Tetttttt. Yes pulang, dalam hati Kitty
inilah yang dia tunggu. Tiba juga saatnya.
“balik yuk “ Rira nyengir agak aneh.
“gue mau jalan, lo mau ikut ?”
“kemana ?”
“sama Cay, paling ya ke kursi bambu main gitar berdua.”
“nggak ah. takut ganggu”
“yaudah, tuh liat Faiz udah nunggu lo dari tadi. Samperin
gih. “ Kitty membiarkan sohibnya berlalu duluan ninggalin dia yang masih
bingung dengan rencananya.
Bimbang banget rasanya. Aduh gimana ya, Tuhan Kitty bingung
pake banget nget nget.
“jalan nggak jalan nggak jalan nggak jalan nggak jalan nggak
“ mulutnya ngomel-ngomel sendiri sementara matanya melihat 10 jarinya yang
tadinya berdiri lalu dilipat satu persatu. Terlalu asik, tak sengaja kepalanya
nabrak seorang cowok yang sengaja berdiri didepan Kitty sejak tadi.
“ups sorry,” Kitty masih tertunduk memolototi jari
kelingkingya yang berhenti di kata ‘nggak’ . wah bingung lagi kan.
“nggak mau noleh dulu ?” suara itu tak asing lagi ditelinga
kitty. Saat Kitty mendongakkan kepalanya, benar saja Cay berdiri tepat
dihadapan Kitty. wajah mereka terpaut 3 cm kira-kira.
Tanpa komando tanpa aba-aba lagi Cay meraih tangan kitty dan
segera berlalu meninggalkan lingkungan sekolah.
Sudah hafal, kemana mereka akan pergi. Mereka disana mau
ngapain terus scadulenya apa aja, pokoknya udah terpatri banget deh kebiasaan
mereka itu. Minum segelas susu anget di warung Bu Tri,tempatnyantak
jauhndari kost temannya Cay. Lalu mereka
bercanda-canda duduk berjam-jam dikursi
bambu main gitar berdua. Cay menggenjreng senar dan bersenandung
sementara Kitty hanya tersenyum tersipu malu.
Mungkin juga mereka pergi kerumah neneknya Cay yang ramahnya
minta ampun. Hubungan mereka bener-bener dapet lampu yang ijo banget pokoknya.
Bahkan mereka sempat didesak agar lekas tunangan. Alasanya simpel biar salah
satu dari mereka nggak pindah kelain hati. Tapi bukan Kitty namanya kalo nggak pandai
ngeles biarpun sama orang tua sekalipun.
“gini mbah Kitty pengen lulus kuliah dulu baru mikirin kaya
gitu. Maaf ni tapi belum kepengen buru-buru. Masih pengen ngejar toga dulu. ”
segudang alasan pokoknya bejibun kalimat yang menyatakan intinya soal hati si
iya pacarannya serius tapi soal status hubungan masih belum tahap kesitu.
Kalo nggak mereka pergi ke cafe yang sedikit pengunjung, ya
maklum orang pacaran kan butuh sesuatu yang romantis punya pokokya.mereka
memilih tempat yang sekiranya bisa untuk berduaan lama ngobrol panjang lebar
ini itu.
Tapi entahlah.
Second
gue sadar gue bodoh.
Guengelepasin orang yang sayang banget sama gue demi orang yang mungkin
tak memiliki rasa sayang sebesar dia.
Tapi satu, gue nggak lagi punya perasaan seperti 1,5 tahun
yang lalu. Bukanya sudah mati, hanya saja semua pudar seiring bergantinya waktu
dan berubahnya sikapnya dia ke gue.
Itulah alasan kenapa gue ngebuka hati untuk orang lain,
suatu saat nanti mungkin bisa menyayangi lebih dari dia. gue melihat dari sudut
matanya bahwa benar2 ada luka disana. gue tau dengan jelas bahwa hatinya tak
lagi baik2 saja. Kemudian dia menangis di bahu gue, nafasnya yang memburu
bener-bener bikin gue bingung. Saat gue menghapus air matanya, gue tatap
matanya penuh harap.
“lepasin gue kalo emang benar2 sakit”
Segera saja dia menyeka air matanya yg terjalur tumpah bersama
malunya, bagaimana tidak. baru kali ini dia menangis didepan seorang cewek.
Pelan2 ditarik nafasnya dari ujung hidung,
“Gue nggak bisa Kitt”
Gue tatap matanya skali lagi, kedua tangan gue memegangi
tulang pipinya,
“pelan-pelan aja Cay, pasti bisa”
Dengan kasar dia menangkis tanganku dan berhambur ninggalin
gue yang masih terheran2.
gue jahat ! mungkin
iya, disatu sisi gue menyakiti perasaan seseorang yang udah dengan tulus sayang
sama gue, nerima semua kekurangan gue.Cay adalah satu-satunya orang yang
palingg ngerti gue dibanding siapapun.
Dialah yang paling ngertiin gue disaat dulu. Tapi disisi lain gue baru
aja mengkhianati seseorang yang sekarang telah resmi bestatus pacaran sama gue.
Yaa, maafkan Kitty Ndie. Kitty ketemuan
sama mantan pacar Kitty tanpa ijin.. Kitty bahkan melakukan kesalahan
untuk yang kedua kalinya. Karna kami sempat berpelukan melepas rindu 8 bulan
lamanya tak bertemu. Bahkan berciuman. Gue malu mengatakannya, karna gue tahu posisi kami sudahlah mantan. Tapi,
jauh didalam hati rasa rindu itu masih nyata. Rasa sayang itu masih ada meski
tak sebesar dulu, tapi semua masih ada .
Betapa marahnya Ndie ketika Kitty jujur kepadanya tentang
semua ini,
“Mas kecewa ! Kitty tega ngelakukan ini sama mas ? “
“maaf mas, Kitty benar2 minta maaf. Kitty sadar Kitty salah”
“kalau Mas mau, Mas bahkan bisa dengan mudah seperti itu,
tinggal mengedipkan mata saja kalo memang mas menginginkanya. Tapi Mas nggak
mau, karna apa... ?” kata2nya menggantung menahan emosi, nafasnya yg memburu terdengar jelas dari
balik telepon.
“karna Mas menjaga
hatimu !”
Kitty hanya diam, diam dan diam. Menyadari kesalahannya,
rasanya ingin menangis tapi rasanya ini bukanlah saat yang tepat untuk menunjukkan
betapa cengeng dirinya.
“Kitty yang mengajarinya. Apa Kitty minta mas melakukan hal
yang sama ???”
Grafik emosinya semakin naik, dan Kitty hanya diam berpasrah
diri menunggu kata selanjutnya dari mulut Ndie. Mungkin saja dia akan bilang “putus”
dengan penegasan nada yang sedikit keras. Atau mungkin dia akan bilang
“mendingan kita udahan aja ya, udah cukup” dan dia mengatakan itu dengan
sedikit pelan tapi bijaksana. Atau kata2 lain yang intinya hubungan mereka itu “the end”. Pokoknya Kitty sudah
berangan-angan hebat dan mulutnya hanya bisa diam menunggu hakim mengetuk palu
keputusan.
“jawab Kitt !!! kenapa diam ???”
Kitty semakin ketakutan dibuatnya, sungguh baru kali ini Ndie
terlihat semarah itu.
“ya enggg---gak Ndie, jangan”
Terbata2 Kitty mengatakanya, dasar bodoh pekiknya dalam
hati. Mana tau kalo akan jadi seperti ini. Andai tau jadi begini tentu takkan berani Kitty untuk melakukannya.
“sekarang Ndie maunya gimana”
“tunggu ngabisin
rokok sebatang dulu”
Terdengar dia meniupkan asap rokok keudara, tapi dari nada
bicaranya emosi mulai turun perlahan2.
“maaf, Kitty bener2
minta maaf.”
“yaudahlah”
Tuttt tuttt tutt, telepon terputus. Berkali-kali Kitty menelponnya tapi slalu saja direject. Mungkin ada 10
panggilan tak terjawab dan beberapa sms dilayar hp Ndie . Sementara Kitty terus
mencobanya sampai akhirnya pada panggilan yang ke 11 mas Ndie sudi
mengangkatnya. Obrolannya semakin panjang lebar, mas Ndie yang lebih dewasa
tentu dia memaafkan semua itu. Merekapun baikan dengan ultimatum Kitty tidak
akan pernah mengulangi ini lagi.
***
benar saja, Kitty tak lagi konek
dengan mantanya, cowok nakal yang berhasil bertekuk lutut pada cewek biasa
macam Kitty. Ya dialah Cay. Telepon darinya tak berani lagi Kitty angkat, sms
pun tak ada yang dibalas. Cay marah, dia merasa Kitty sengaja mempermainkanya.
Saat mereka LDR Cay di Kalteng Kitty diWonosobo terus memintanya pulang, tapi
sekarang saat dia kembali Kitty sudah dengan yang lain. Satu bulan yang lalu
Kitty dan Cay putus karna sebuah
ego, ya ego masing-masing tepatnya. Dia bahkan
berkali-kali memanggil Kitty dengan sebutan babi,bajingan, fuck dan anjing.
Kitty tetap diam. Kitty jadi merasa serba salah. Jujur membuatku serba salah tak jujur membuatku semakin salah.
Dulu, saat Cay berselingkuh
dibelakang Kitty, Kitty bahkan tidak sebenci itu. Mencacinya dengan kata-kata
kasar yg menyakitkan hati. Padahal dia berselingkuh ketika masih berstatus
pacaran dengan Kitty, berbeda dengan sekarang. Kitty memiliki hubungan dengan
cowok lain disaat mereka benar2 sudah resmi berpisah 1 bulan lamanya. Lalu
dimana letak kesalahannya ? ya, kesalahan Kitty adalah masih saja memberikan
hararapan-harapan pada Cay saat sudah bersama Ndie.
“yang namanya jodoh pasti tidak
akan kemana, percayalah jodoh itu sudah tertulis”
Kata2 itu yang slalu Kitty
katakan untuk menguatkan Cay, meyakinkannya bahwa sekeras apapun kita
memperjuangkan perasaan semua akan sia-sia jika memang itu bukan suratan. Dia
slalu menganggap bahwa ini adalah cara Kitty membalas sakit hatinya dulu,
padahal sungguh tak pernah Kitty bersiasat demikian.
Setengah tahun yang lalu, saat
dimana usia hubungannya dengan Cay terhitung 2 bulan masalah terus datang
berantai-rantai. Kitty semakin bingung, tak terhitung lagi banyaknya air mata
yang tertumpah untuk menangisi cowok playboy itu. pikirnya Cay tak punya hati. Bagaimana tidak, dia punya
banyak cewek yang bisa dengan mudah dia
ajak jalan, bahkan diajak tidur. Semua pelan-pelan terbongkar.
Sisi,
Dari dulu sampai hari ini dia
adalah orang yang paling Kitty benci. Ya seumur umur. Adik kelas Cay disekolah
yang berhasil dibobol keperawanannya itu membuat Kitty iba awalnya.
“tolong lo tinggalin dia, jauhi
dia, lupain dia” Sisi mengiba didepan Kitty.
“kenapa? Apa hak lo?” emosi Kitty
mulai naik mendengar ucapannya.
“demi dia. Demi sikecil
dalamperutku” lalu sisi terisak pelan.
Jeder !!! tiada mendung tiada
hujan serasa petir menyambar tubuh kecil Kitty. kaget setengah mati. Bayi ????
itukah yang dia maksud?? Jadii??? Hp butut jadilah sasaranya, yang tak tahu
menahu langsung dilempar jauh dari hadapannya. Untung tidak mati, masih tendengar
getar beberapa kali. kitty rasa benda itu jatuh kekolong ranjang.
“nggak usah ngarang-ngarang
cerita deh. Siapa si lo? Mantan?? “
“ kemarin-kemarin iya kami sedang
bermasalah tapi kami belum putus. Sadar nggak sih lo cuma pelarian !”
“Oh yaa??? Kita lihat Cay lebih milih LO atau GUE
?” Kitty geram menahan tangis yang berkumpul ditenggorokan. Sakit skali
rasanya.
“dia tentu lebih milih gue, karna
didalam sini ada darah dagingnya” dengan angkuhnya Sisi terus mengajak Kitty
beradu mulut.
“ yakin banget lo ?” kata Kitty
nyengir, bukan bermaksud menghina . tapi Kittylah yang tak yakin.
Untuk
beberapa detik Sisi diam. Entah apa yang sedang dia rencanakan untuk
menghancurkan hubungan Kitty dengan Cay.
“tolong
, gue butuh pertanggung jawaban. Apa lo tega ? kita sama-sama cewek bukan?”,
Dia kembali mengiba didepan Kitty.
bingung, inikah tipu daya? Atau inikah
keyataan pahit.
“ya
udahlah kalau memang lo nggak bisa bantu gue. Biar gue gugurin aja anak ini.
Toh tak ada satu orangpun yang menginginkannya” suara paraunya membuat Kitty
yakin ini bukanlah sandiwara. Tak seperti yang dipikir sebelumnya. Kitty tak
tega, Kitty memang butuh Cay dalam hari-harinya tapi mungkin Sisi jauh lebih
butuh dia dibanding Kitty. Dan Kitty mengalah.
Tapi
ini belum kalah. Ya masih satu mahluk lagi. Diraihnya hp malang itu, tangannya bergetar
memencet2 angka demi angka . dan, tuttt. Tutt. tuttt. Lama sekali Cay
mengangkat tapi sketika dia muncul dengan suara sok manisnya itu Kitty langsung
menyerangnya dengan sejuta hujatan.
“hallo
sayang”
“lo
tega ya, tega banget sama gue. lo tu jahat banget tau nggak sih ?” Kitty pun
diam sejenak..
“Maksud
lo apa? gue nggak ngerti. Sumpah.” Dan Cay masih saja sok polos.
“SISI.
Puas loooo !!!” emosi Kitty meluap-luap saat menyebut nama cewek sialan itu.
“dia
ngomong apa aja ke lo? Biar gue jelasin semuanya,” dasar buaya, saat
terpojokkan saja masih tetap berani membela diri. Songong.
“sakitt..” buru2 Kitty matikan teleponya, tak sudi Kitty
mendengar pembelaan bulshit dari mulut manisnya lagi. Sudah terlanjur sakit
hatinya terlanjur terluka.
Kitty
semakin kalut, air matanya pecah disudut luka, ini tentang pengkhiatan. Kitty
menangis sejadi-jadinya. “Jangan
netes lagi. Udah, mataku capek” rasa lelah membuatnya
tertidur bersama luka penuh dari Cay.
***
Hari senin, minggu pertama
dibulan april menjadi hari galau bagi Kitty dan sahabat-sahabatnya. Intinya
mereka merasakan sakit yang sama
untuk luka yang berbeda. Entah hanya kebetulan atau karna mereka
berempat adalah soulmate.
“lo kenapa Kitt ? kok sembab
gitu, semaleman nangisin apaan lo ?” Rira mengejek menyenggol-nyenggol bahu
kiri Kitty.
“galau Kitt ?” tanya Puspa datar.
Sementara tangan dan matanya enggan berpaling dari hp barunya.
“hiks hiks hiks. Cay selingkuh “
mata Kitty mulai berkaca-kaca lagi ketika hendak mereview kjadian smalam. Tak sanggup
Kitty membagi ini dengan siapapun,terlalu dalam sakit hatinya.
“sama siapa siapa siapa ?” bodoh,
Rira malah antusias dengan nyeseknya Kitty ini. Penasaran hebat.
“Namanya sisi, kemarin dia telpon
gue”
“bilang apa dia ke lo ?”
“katanya gue tu cuma selingkuhan.
Just it”
“maksudnya? Jadi Cay punya cewek
sebelum lo?” Puspa melongo keheranan.
“iya, bukan hanya itu...” ragu-ragu Kitty untuk menjelaskan kronologinya.
Karna Kitty juga tak mau malu dihadapan teman-temanya mengenai kelakuan brandal
Cay.
“terus ? ada lagi?” Rira terus
mendesak dan Kittypun akhirnya terdesak.
“dia ngaku-ngaku udah diperawani
sama Cay. Dia udah telat sebulan.” Bibir Kitty bergetar mengatakanya.
“dia hamil ???” puspa kaget,
semuapun terkejut.
“haaaaaaaaaaaa???” kedua sohib
Kitty itu melongo bego’.
Air mata Kitty pecah lagi, tak
perduli suasana kelas yang amat gaduh baginnya tetap saja sunyi. Beberapa teman
cowok nyamperin Kitty sekedar bertanya apa Kitty baik-baik saja atau tidak.
“are you ok ?” kata salah satu
teman akrabnya, Damo namanya.
Kitty hanya menggeleng dan
meminta Damo untuk tidak mengganggunya.
“hallo semua..” Disti yang baru
datang menyapa kami bertiga dengan happy.
“ gue nggak mau tau pokonya hari
ini nggak boleh ada air mata. Titik” Disti berusaha ngatur suasana yang lagi
mellow bin galau
.“benar-benar hari galau sedunia
yaa” Puspa menyeletuk meninggalkan kami bertiga yang masih berpijak diruang kelas.
“gue harus gimana Rir ? gue bingung.”
Suara pelan Kitty nyaris tak dengar gadis lemot itu lagi, seperti biasa Rira memasang
tampang begoknya cepat-cepat. Dia menatap Kitty ragu
“sudah, tinggalin aja dia.”
Katanya datar, senyum di wajah Rira menguatkan Kitty untuk segera mengambil
suatu keputusan. Mana mungkin akan diam sperti itu terus. Kittypun membalas
senyuman itu pertanda dia siap mengambil langkah, siap untuk terluka lebih
dalam , atau bahkan siap untuk mendapatkan kebahagiaan baru yang lebih
sempurna.
“udah-udah nggak usah pada
galau-galau deh. Sekarang kan tanggal 12, tau kan apa artinya ?” Disti yang
nggak tau menahu tetap nggak mau tahu soal galau menggalau.
“Hari kita senang-senang
teman-teman “
Kami berempat berpelukan. Kitty,
Rira, Disti dan Puspa bersahabat sudah 2 tahun ini. 2 tahun di kelas yang sama
kompleks duduk yang sama mereka sudah sangat akrab dan terbuka satu sama lain.
Apapun mereka lakukan bersama, untuk ke toilet sekalipun harus personel lengkap
tanpa absen satupun.
, ya setengah tahun yang lalu
saat Kitty masih menggores pena bersama Cay. Sekarang tentu berbeda, Kitty
sudah bersama orang baru yang jauh lebih baik dibanding Cay. Namanya Ndie. Beda
umur kami sekitar 4 tahunan. Kitty cukup lama mengenalya, karena kebetulan
rumah Ndie tak jauh dari rumah Kitty.
Hanya saja dulu mereka tak saling kenal. Tau ya hanya sebatas tau, tak pernah saling
tegur saat bertemu. Baginya keajaibanlah yang mempertemukan mereka. pdKt
berawal dari dunia maya, lalu smsan dan berbuntut panjang dari mulai telpon,
nyatain cinta, sampai ketemu dan jalan bareng. Selang 1 bulan setelah putus
dengan Cay aku menerima cintanya, ya tanggal 8 juni 2013 disuatu tempat,
disuatu perasaan dan disuatu harapan. J
To be
continue...